JellyPages.com

Senin, 25 Maret 2013

Pentingnya Energi dalam Makanan Kucing

Selain dari nutrisi, energi adalah komponen  yang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam diet/makanan kucing.

Seperti juga semua hewan, hewan kesayangan seperti anjing dan kucing juga memerlukan asupan energi  makanan yang konstan untuk bertahan hidup. Tanaman memperoleh energi dari radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi yang mengandung nutrisi. Hewan mengkonsumsi tanaman dan menggunakannya secara langsung baik untuk energi atau untuk mengubah nutrisi tanaman menjadi  molekul lainnya yang juga mengandung energi. Bentuk utama energi yang tersimpan dalam tanaman adalah karbohidrat, bentuk utama energi yang tersimpan pada hewan adalah lemak.
Energi diperlukan untuk  berbagai proses  metabolisme tubuh, termasuk memelihara dan sintesis jaringan tubuh, aktivitas fisik, dan mempertahankan temperatur  normal  tubuh. Mengingat sedemikian pentingnya energi, tidaklah mengherankan bahwa energi selalu persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam makanan hewan.
Setelah kebutuhan energi minimum tercukupi, barulah tubuh mulai memerlukan berbagai macam nutrisi dan mineral untuk menjaga kesehatan dan regenerasi sel. Perhatikan diagram berikut untuk mengetahui proses metabolisme makanan jadi energi.

makanan yang dimakan menghasilkan dua macam "sampah" yaitu feces  (kotoran/pup) dan urin (kencing), sisanya adalah energi/makanan termetabolisme (kotak kuning). Energi  inilah yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh. Percuma saja protein tinggi dan berbagai macam vitamin yang banyak dalam makanan tetapi tidak bisa dicerna dan dimetabolisme tubuh karena dibuang jadi feces atau urin.  Energi yang berhasil dimetabolisme dipakai dulu untuk kebutuhan minimal yg utama yaitu :
  • berbagai proses maintenance yg terdapat di tubuh dan pertumbuhan (untuk anak kucing).
  • menjaga tubuh dalam suhu normal
Sisa energi/ surplus energi (kotak biru) bisa dipakai untuk berbagai aktivitas lain seperti bermain atau tidur (tidur pun perlu energi). Anak kucing yang dalam masa pertumbuhan dan suka bermain, memerlukan  lebih banyak energi. Oleh karena itu makanan untuk anak kucing (kitten) biasanya megandung protein dan energi yang lebih banyak. Sebagian besar merk cat food  yang ada dipasaran hanya mampu dicerna oleh tubuh sekitar 60 % sisanya dibuang feces. Hanya sedikit merk cat food yang bisa dicerna hingga 90 %. Dari makanan yang berhasil dicerna  ini, sebagian masih dibuang lagi jadi urin. Baru sisanya yang benar-benar bisa dimanfaatkan oleh tubuh.
Pemilik kucing dan orang awam sulit sekali mengetahui semua hal di atas, karena semuanya hanya bisa diketahui dengan berbagai tes di laboratorium. Kita bisa sedikit mendapat pentunjuk mengenai energi yang dicerna dengan membandingkan jumlah/volume makanan yang dimakan dengan berapa banyak feces yang dihasilkan. Bila feces banyak, hampir mendekati jumlah makanan yang dimakan, berarti hanya sedikit makanan yang tercerna. Bila feces padat dan jumlahnya jauh lebih sedikit dari makanan yang dimakan, berarti makanan/nutrisi yang berhasil dicerna lebih banyak.
Sebagian dari makanan yang berhasil dicerna ini, masih harus dibuang lagi menjadi urin. Cara termudah mengetahui makanan bagus atau tidak adalah, ada peningkatan performance dari kucing dan terbukti kucing bisa hidup lama ( bisa hingga umur 15 th atau lebih)  dengan makanan tersebut. (drh. Neno WS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar