JellyPages.com

Jumat, 17 Mei 2013

Kisah si Induk Kucing


Pada suatu ketika, hiduplah seekor induk kucing dengan ketiga anaknya. Mereka tinggal di atas langit-langit sebuah rumah. Meskipun induk kucing tahu bahwa tempat tersebut berbahaya, demi tempat tinggal yang hangat pun ia rela untuk tinggal di sana.

Setiap siang hari ketika sang induk mencari makan untuk ketiga anaknya, ia diliputi rasa khawatir. Bisa saja, sewaktu-waktu sang pemilik rumah menyadari keberadaan mereka. Hal tersebut dapat berakibat mereka diusir dari rumah tersebut.

Suatu siang ketika sang induk kucing pulang ke tempat anak-anaknya, terkejutlah ia bahwa mereka tidak ada di tempat biasa. Sang indukpun mengeong memanggil ketiga anaknya. Ia pun memutari seluruh bagian langit-langit rumah tersebut. Tak lama kemudian, terdengarlah sahutan kecil di sebuah lubang dinding. Segera sang induk berlari ke arah tersebut. Ternyata ketiga anaknya sedang bersembunyi ketakutan. Sang induk merasa bahagia bertemu ketiga anaknya. Namun ia pun khawatir, karena berarti sang pemilik rumah sudah menyadari keberadaan mereka.

Hari pun berganti, hingga suatu siang pemilik rumah kembali menangkap anak-anak kucing. Kali ini anak-anak kucing tak berdaya. Satu per satu mereka tertangkap, kemudian dibuang di jalanan. Sang induk kucing yang baru saja pulang kaget sekali, melihat anak-anaknya kembali hilang. Dicarinya di setiap sudut, namun anak-anaknya sudah tidak ada. Ia pun mengeong sekeras-kerasnya, berusaha keras mencari anak-anaknya di sekitar halaman rumah. Namun suaranya justru membuat sang pemilik rumah marah dan mengusirnya.

Sang induk kucing berkeliling tak tentu arah, memanggil anak-anaknya yang tak tampak di manapun. Tak lama kemudian, ia melihat sang ayam yang sedang mencari cacing. Sang induk kucing bertanya, “Wahai sang ayam, apakah kau melihat ketiga anakku?” Jawab sang ayam, “Ya, aku melihatnya, tadi mereka berlari ketakutan ke arah Timur. Sebenarnya aku ingin menjaga mereka, tapi paruhku membuat mereka ketakutan.”

Jawabah sang ayam membuat sang induk kucing sedikit lega. Ia pun berterima kasih kepada sang ayam, kemudian melanjutkan perjalanannya. Tak lama kemudian, sang induk kucing bertemu dengan sang anjing. Ia pun kembali bertanya, “Wahai sang anjing, apakah kau melihat ketiga anakku? Sang ayam berkata bahwa mereka berlari ke arah sini.” Jawab sang anjing, “Ya, aku melihatnya. Tapi mereka segera berlari ketakutan melihat taring ku yang tajam.” Sang induk kucing pun kembali bertanya, “Apakah kau tahu ke mana perginya mereka?” “Mereka berlari ke arah Selatan”, jawab sang anjing.

Sang induk kucing pun kembali berterima kasih kepada sang anjing, kemudian melanjutkan perjalanannya. Setelah cukup jauh berjalan, hujan mulai turun dari langit. Sang induk kucing segera berlari mencari tempat berlindung. Tak jauh dari sana, terdapat sebuah bangunan tua yang tampak tak berpenghuni. Sang induk pun memutuskan untuk berteduh di sana sembari menunggu hujan reda. Ia merasa sedih teringat anak-anaknya yang kini entah di mana. Ia khawatir mereka kehujanan dan kedinginan.

Kemudian sayup-sayup terdengar suara kecil dari dalam bangunan. Suara yang sangat dikenali sang induk kucing. Itu suara anak-anaknya! Sang induk pun segera berlari ke dalam bangunan dan mencari anak-anaknya. Sungguh bahagia perasaan sang induk, dapat bertemu kembali dengan anak-anaknya. Terlebih lagi, kini mereka memiliki tempat tinggal untuk hidup bersama. Jauh dari dinginnya hujan, mereka pun berpelukan bersama.

-SELESAI-

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar